Legenda
Legenda Nglirip berawal dari
pertemuan salah satu Adipati Tuban di
zaman sebelum kerajaan Majapahit. Kala itu sang adipati terpesona
melihat kecantikan perawan desa anak dari tokoh sakti di desa tersebut.
Perawan tersebut akhirnya dipinang dan dijadikan istri kesekian dari
Adipati. Meski menjadi istri adipati hingga memiliki anak perawan, ia
tak mau diboyong ke pendopo kadipaten.
Sang anak tersebut, belakangan memiliki kekasih dari rakyat jelata.
Tapi, hubungan asmara ini ditentang orangtuanya, baik dari ibunya
maupun ayahnya sang adipati. Sang anak minggat dari rumah setelah
mengetahui kekasihnya, konon bernama Joko Lelono, tewas dibunuh
prajurit kadipaten atas perintah ayahnya.
Sang putri pun akhirnya bertapa di salah satu goa di balik air terjun
di tengah hutan, air terjun Nglirip. Putri yang patah hati ini menutup
diri menolak ditemui siapapun. Hingga kini sesekali sang putri muncul
tengah mengambil air di dasar air terjun Nglirip.
Putri yang bertapa itu disebut putri Nglirip, makanya ia kecewa kalau
ada orang bercumbu rayu di sekitar air terjun. Warga meyakini, putri
Nglirip akan marah jika rumahnya di sekitar goa
air terjun Nglirip dipakai pacaran. Tapi kalau pasangan suami istri
biasanya tidak apa-apa.
Mitos
Secara kasat mata air terjun Nglirip mengundang pesona. Akan tetapi di
baliknya, ada tradisi melegenda yang masih dipegang warga setempat. Apa
itu? Yang jelas, Nglirip pantangan untuk dijadikan tempat berkencan
pasangan
yang tengah mabuk asmara. Apalagi sepasang calon pengantin.
Mungkin fenomena ini agak ekstrim. Bila sudah bosan dengan pacar tanpa
sebab dan ingin segera memutuskan hubungan, datanglah ke air terjun
Nglirip di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
Dijamin tak sampai 40 hari setelah kencan di obyek wisata alami itu,
hubungan asmara bakal terputus. Terlebih untuk pasangan yang tengah
dimabuk asmara, namun belum ada pertalian suami istri.
Dan orang Tuban pun, tak berani menginjakkan kaki di wilayah Nglirip.
Turun temurun pula, tak satupun calon pengantin berani bercumbu rayu di
di sana.
Ihwal legenda yang sampai kini dipercaya warga setempat itu, terkait
dengan keberadaan Putri Nglirip. Dan diyakini warga setempat, sang
putri yang patah hati tetap melajang hingga karena kesaktiannya bisa
berpindah alam.
Kedua pasangan bakal berangsur bosan dan kemudian putus dengan
sendirinya. Putus pacar bisa tak sampai 40 hari, manakala saat kencan
di sekitar air terjun Nglirip dibumbui dengan adegan berciuman. Bisa
jadi cumbuan di Nglirip ibarat percumbuan terakhir mereka.
Setiap kali pasangan muda mudi datang kesini, selalu saya ingatkan agar
tidak mendekati air terjun. Tapi mereka tidak percaya, mereka baru
percaya omongan saya setelah putus dengan pasangannya,� ungkap
Trimarmoyo (58), penjual es dengan di kompleks air terjun Nglirip di
Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Tuban kepada Duta di warungnya,
kemarin siang.
Imron Rosyidi (36), warga Montong, Tuban menyatakan, sudah banyak
kejadian bahkan sampai sekarang masih berlaku dan diyakini
kebenarannya, air terjun Nglirip tidak bisa dipakai main-main. Asal
pasangan belum bersuami istri dan hubungannya belum jauh layaknya suami
istri masuk ke kompleks Nglirip dipastikan bakal putus.
Tapi kalau meskipun masih pacaran, tapi sudah melakukan hubungan intim
biasanya tidak terpengaruh dengan sawab putri Nglirip. Saya sendiri
pernah mengalami, putus dengan pacar saya karena kencan di Nglirip,
ungkap Imron Rosyidi di kompleks air terjun Nglirip.
Rabu, 05 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar